KARATE KOMPETISI (コンペティション)
DAN KARATE FUNDAMENTAL
(ファンダメンタル)
OLEH: MADJU DHARYANTO
HUTAPEA, SH, MSi
DEWAN GURU INKAI DAN
WAKIL KETUA UMUM PP INKAI
DAN 8
Paradoks karate kompetisi dan karate fundamental, seakan
dimaknai kepentingan berbeda padahal bagi setiap kontestan karateka, adalah
tidak mungkin mampu mengikuti pertandingan atau kompetisi tanpa terlebih dahulu
berlatih karate secara mendasar atau fundamental.
“menentukan kalah dan menang dalam karate, bukan tujuan,
melainkan untuk membentuk budi luhur manusia yang berkarakter” . Ada dua puluh
filosofi karate shotokan yang dikenal dari paham filosofi Funakoshi (NIJU-KUN
二重橋くん) yang dituangkan oleh Prof. Nakayama di
tempat latihan yang disebut dengan sumpah karate (DOJO-KUN 道場-くん) yaitu: membentuk karakter yang baik (良い性格), setia (忠実な), unggul(優れた), menghormati orang lain (他人に対する敬意) serta mampu menahan diri dari perilaku kekerasan (暴力行為を控えることができる). Ini identik juga dengan motto inkai, yaitu memiliki integritas pribadi
yang kuat, tangguh dan rendah hati.
Karate berevolusi sejak diperkenalkan oleh tokoh pendiri
Karate yang disebut dengan “TODE
SAKUGAWA” TAKAHARA PEICHIN, KANGA SAKUGAWA, MATSUMURA, YASUTSUNE ITOSU, YASUTSUNE AZATO hingga pewaris Shotokan
GICHIN FUNAKOSHI. Peruntukan bela
diri karate sejak abad ke 16 hingga abad 19 secara spesifik diperuntukan untuk
membela diri semata dari serangan musuh baik itu manusia maupun hewan buas,
namun periodesiasi abad ke abad kepada satu hal yang tidak berubah yaitu apa
yang dipahami dalam DOJO-KUN yang lazim kita sebut dengan sumpah karate di
dalam aliran shotokan. Pelatihan karate secara utuh harus memahami dan
menguasai apa yang disebut dengan KIHON (基本の), KATA (空手) dan KUMITE
(組手) bahkan secara
khusus pula bagi seorang karateka untuk memperoleh kenaikan tingkatan sabuk
yang disebut dengan keahlian harus juga memahami dan menguasai ketiga unsur
diatas sesuai dengan levelisasinya. KATA dapat diartikan sebagai bentuk latihan
jurus atau kembang di dalam gerakan karate, KIHON adalah sebagai gerakan dasar
demikian juga KUMITE yang lazim disebut dengan pertemuan tangan dalam aplikasi
pertarungan atau pertempuran.
PARADIGMA KARATE DAHULU, KINI DAN MENDATANG
Kebajikan karate adalah sikap kehati – hatian dan
rendah hati, ini adalah “isme karate” yang berkaitan dengan dua puluh filosofi
karate Gichin Funakoshi yang masih aktual dalam kekinian dan mendatang, lantas
di dalam ilmu perkaratean ada yang berevolusi terutama tentang semangat
pengembangan yang diimplementasikan modernisasi karate yaitu, karate for compete yang mayoritas
diikuti dan dipahami di belahan dunia ini bahkan dekade sepuluh tahunan ini
selalu berkembang dalam peraturan pertandingan. Mencermati stylist atau aliran
karate global sebagaimana diketahui , shotokan, shitoryu, gojoryu, wadoryu
memiliki karakteristik (heavy models)
dari masing – masing aliran tersebut namun satu dalam rule of competition WKF (WORLD KARATE OF FEDERATION) belum lagi
sistem pertandingan yang dianut oleh ITKF (INTERNATIONAL
TRADITIONAL KARATEDO OF FEDERATION) yang sistem kriteria pengambilan poin
berbeda.
Secara fundamental, karate tetap dipahami sebagai
menggunakan teknik dengan tangan kosong sejak dahulu hingga kini Cuma dibedakan
dalam ruang tafsir teknik karate oleh masing masing pihak, padahal di dalam
ilmu karate ada terminologi: “IKKEN HISATSU (必殺)” yang diartikan sebagai satu tehnik karate yang
menentukan (to kill with one blows) yang didalam aplikasi perkompetisi atau
pertandingan tentu berbeda maknanya, bukan pula untuk membunuh atau melumpuhkan
lawan. Ketika periodesasi Okinawa-te para kesatria karateka belajar ilmu karate
sangat keras meskipun tidak ada lawan yang dihadapi, hanya mengantisipasi
kerasnya kehidupan bersama alam waktu itu, namun karate kekinian berlatih keras
menghadapi musuh di arena pertandingan dengan persiapan manajemen olahraga
dalam artian sebelum puncak pertandingan atau kompetisi ada persiapan umum,
khusus maupun pra kompetisi untuk mengukur hasil dari proses pelatihan
tersebut. Namun ada juga belajar karate untuk mau mendapatkan kesehatan saja.
Paradigma
karate kini dan mendatang banyak berevolusi seiring dengan perkembangan zaman
dan kebutuhan, mayoritas masyarakat atau komunitas karate lebih cenderung
mengejar tingkatan sabuk dan pertandingan, karena memang ilmu karate ini
dipandang cocok untuk dan sesuai dalam pembinaan karakter manusia (National Character and Building)
terutama di kalangan generasi muda. Karate memang tidak sepopuler cabang
olahraga sepak bola namun hampir seluruh negara di belahan dunia ini ada banyak
perkumpulan karate, aliran karate bahkan federasi karate negaranya. Di badan
federasi dunia WKF saat ini keanggotaan di masing – masing negara marak
dikampanyekan apa yang disebut “THE K IS ON THE WAY 2020” sebagai
pecanangan cabang olahraga karate bisa dimasukan dalam agenda pertandingan
olimpiade 2020 mendatang, bahwa cabang olahraga karate ini bisa saja
dipertandingkan di arena olimpiade tersebut sebab disamping sudah memiliki
keanggotaan seluruh benua, juga memiliki unsur perlindungan keselamatan jiwa
para kontestan sehingga pada kesimpulan: RESPECT (尊重), SPORTING (スポーツ), INTEGRITY (整合性と) AND COMMERCIAL (コマーシャル). Namun
di cabang olahraga karate ini masih memiliki dua wadah karate yang notabene
berbeda pula sistem pertandingannya, lantas bagaimana bisa diterima oleh badan
olahraga dunia tersebut? Adalah bila kedua wadah karate tersebut, mau
melaksanakan dalam satu “rule of
competition” sebab bila tidak maka, pertandingan karate di olimpiade 2020,
hanya mimpi belaka. Maka dari itu skala prioritas saat ini adalah bukan
mengkampanyekan slogan ”THE K IS ON THE
WAY 2020” karena memang karate sudah hidup di hati masyarakat di belahan
dunia ini, jadi yang terpenting adalah Respect dan rendah hati dalam menyatukan
dua wadah dunia karate tersebut yang diimplementasikan “One Rule of Competition.”
EPILOG (エピローグ)
Karate fundamental adalah tidak hanya memberikan atau
mempelajari teknik – teknik karate semata melainkan memberikan pilar filosofi
kehidupan yang kekal, karate kekinian yang digandrungi dengan karate kompetisi
tidaklah merubah prinsip – prinsip fundamental, dengan demikian apa yang dituliskan oleh Bapak
Karate Shotokan Gichin Funakoshi yang diteruskan oleh sang murid Prof. Nakayama
tidak merubah makna karate itu sendiri. Teknik karate bisa disesuaikan dan
peraturan pertandingan bisa berubah setiap saat sesuai dengan kebutuhan
perkembangan yang ada, namun karate sebagai asas “jalan kehidupan (Karate
Is My Way Of Life, 空手は人生の私の方法です )” tetap aktual adanya, tidak ada yang permanen
kecuali PERUBAHAN (変更内容) itu sendiri, ingat sabda Gichin Funakoshi:
Karate dipelajari bukan hanya untuk beladiri semata, karate itu juga adalah seni (あなた) yang didalamnya dipenuhi makna kehidupan
bermasyarakat yang baik, jujur dan adil, karate sesungguhnya tidak ada yang
berubah bila dilihat dari aspek filosofinya
(哲学を) bagi karateka sejati, meskipun pernah atau
sering meraih prestasi di kejuaraan atau kompetisi karate, adalah lebih penting
menghayati seni itu sendiri yang diimplementasikan dengan dua puluh filosofi
sang legendaris karate shotokan, Dewan Guru INKAI telah meneruskan dan
mengajarkan amanahmu (命令) …. Osh Sihan
Gichin Funakoshi………..!!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar